Dapatkan Aplikasinya
DOWNLOAD SEKARANG
QR Code App Watsons
  • google-play.png
  • app-store.png
Temukan Toko Kami Blog
Layanan Watsons
0
TAS SAYA
Share

Saat sedang belanja online di platform tertentu, besar kemungkinan kamu sudah tidak asing lagi dengan banyaknya brand yang menjual model pakaian terkini dengan harga miring. Nah, itulah alasan di balik populernya fenomena fast fashion akhir-akhir ini. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata tren belanja yang sekilas terlihat praktis dan hemat ini ternyata bisa berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan? Memang, apa alasannya? Yuk, kita pelajari di sini!


Apa Itu Fast Fashion?

Sebelum mengetahui apa saja bahaya fast fashion bagi bumi dan lingkungan, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan definisinya. Sesuai namanya, fast fashion merupakan proses memproduksi pakaian sebanyak dan secepat mungkin sambil menekan pengeluaran. 

Tapi, hasil dari proses ini tentunya bukan sekadar baju biasa. Justru, desainnya sangat berkiblat pada pakaian para selebriti kenamaan dari luar negeri maupun dalam negeri. Namun, terkadang produknya juga terinspirasi dari koleksi busana yang diperagakan di ajang fashion nasional dan internasional yang bergengsi. Nah, siklusnya akan terus berlanjut untuk setiap tren.


Dampak Fast Fashion bagi Bumi

Karena fast fashion memopulerkan produk sekali pakai yang hanya akan digunakan selagi model baju tertentu masih populer, tentunya fenomena ini punya banyak dampak buruk bagi lingkungan. Nah, ini dia beberapa di antaranya:

Polusi udara dan air

dampak fast fashion: pewarna tekstil yang dibuang ke sumber perairan terdekat tentunya akan mencemari air

Banyaknya sisa pewarna tekstil yang dibuang ke sumber perairan terdekat tentunya akan mencemari air hingga tidak layak diminum atau digunakan untuk bersih-bersih. Tapi, efeknya tidak hanya terbatas pada polusi air. Misalnya, tahapan produksi kain polyester yang sering digunakan untuk produk fast fashion karena harganya yang murah melibatkan pembakaran zat-zat kimia dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan serat kain.

Berkurangnya keanekaragaman hayati

udah tercemar, hewan-hewan dan tumbuhan yang berhabitat di sana tentunya akan kesulitan bertahan hidup

Ketika air dan udara di lokasi tertentu sudah tercemar, hewan-hewan dan tumbuhan yang berhabitat di sana tentunya akan kesulitan bertahan hidup. Akibatnya, jumlah mereka juga akan berkurang. Apalagi, kalau dipadukan dengan perburuan bahan tekstil fast fashion yang terbuat dari anggota tubuh hewan, hal ini akan semakin memperparah krisis keanekaragaman hayati.

Bisa menyebabkan kekeringan

Dalam jangka panjang, berkurangnya air sekaligus pengendapan pestisida di tanah akan membuat tumbuhan sumber makanan sulit dipanen.

Untuk memproduksi kain katun sebanyak mungkin demi memenuhi permintaan pasar, produsen fast fashion harus menghabiskan banyak air untuk menyiram tumbuhan kapas. Selain itu, mereka juga perlu menggunakan pestisida untuk mengusir hama dari tumbuhan mereka. 

Dalam jangka panjang, berkurangnya air sekaligus pengendapan pestisida di tanah akan membuat tumbuhan sumber makanan sulit dipanen. Selain itu, zat-zat kimia pada pestisida juga bisa terlepas ke udara dan mengikis lapisan ozon, membuat suhu bumi semakin panas.

Menambah limbah tak terurai

fast fashion terkait trend, maka ap ayang tidak trend rawan dibuang dan menambah volume sampah

Sudah bukan rahasia lagi bahwa tren busana bisa berubah dengan cepat, dan inilah yang menjadi senjata utama fast fashion. Tapi, tidak menutup kemungkinan orang-orang akan membuang pakaian mereka yang sudah tidak populer lagi, dan hal ini justru akan menambah volume sampah. Apalagi, kain tekstil untuk produk sedemikian rupa umumnya sudah dicampur dengan plastik untuk menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan ketahanannya, sehingga hasil akhirnya jadi lebih sulit terurai.


Cara Menanggulangi Dampak

Lalu, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk menangkal dampak buruk fast fashion bagi lingkungan? Tenang, kamu dapat memulai langkah pertamamu dengan kedua tips ini:

Belanja sesuai kebutuhan

Untuk menanggulangi tingginya volume sampah yang dihasilkan dari fast fashion, sebaiknya kamu lebih mengutamakan kebutuhan alih-alih keinginan. Misalnya, kalau kamu masih punya banyak pakaian yang bagus, kamu tidak perlu membeli terlalu banyak baju baru lagi hanya untuk mengikuti tren. Justru, kamu bisa mix and match pakaian lama yang modelnya timeless, dan hasilnya akan tetap bagus! Tips ini juga berlaku untuk produk lainnya, tidak hanya fashion.

Terapkan prinsip 3R

Selain berbelanja dengan bijak, kamu juga bisa ikut mengurangi sampah dari fast fashion dengan prinsip 3R (Reduce, Recycle, Reuse). Dengan kata lain, coba gunakan kembali produk lama sebisa mungkin sebelum dibuang, dan kalaupun kamu harus membuangnya, pastikan kamu mendaur ulang kemasannya dulu. 

Selain itu, kamu juga bisa menerapkan prinsip Reduce dengan memilih produk yang bisa diisi ulang. Untungnya, Watsons menyediakan banyak produk perawatan yang lengkap dengan refill-nya untuk membantumu mengurangi sampah.

Harga sebelum diskon member Watsons Club.

Klik produk untuk diskon & voucher


Fast fashion bisa merugikan kelestarian bumi karena proses produksinya yang menghabiskan banyak sumber daya. Tapi, bukan berarti kita hanya bisa berdiam saja melihat dampaknya, kok! Justru, kita dapat ikut menerapkan prinsip sustainability saat berbelanja. Untuk membantumu, Watsons hadir dengan inisiatif Green Shopper yang bisa kamu terapkan saat berbelanja di toko fisik, website, dan aplikasi Watsons ID untuk smartphone (Android, iOS). Yuk, sayangi lingkungan kita bersama-sama!

Watsons Green Shopper Sustainability

Jangan lupa juga untuk daftar jadi member Watsons Club, supaya kamu bisa nikmati diskon ekstra dan beragam keuntungan lainnya 🙂

Previous

6 Cara Praktis Mencegah Makeup Cakey

Next

4 Rekomendasi Produk yang Aman untuk Bayi

Related Topics
Share