Dapatkan Aplikasinya
DOWNLOAD SEKARANG
QR Code App Watsons
  • google-play.png
  • app-store.png
Temukan Toko Kami Blog
Layanan Watsons
0
TAS SAYA
Share

Sebagaimana yang banyak diketahui, hubungan intim antara dua orang bersifat kompleks dan melibatkan banyak aspek. Tidak terkecuali aspek kesehatan masing-masing individu. Salah satu gangguan kesehatan organ reproduksi yang menjadi momok bagi kaum pria adalah disfungsi ereksi (DE). Jika terjadi, tentu hal itu akan terasa sangat berat karena bagi sebagian besar pria, seksualitas dan ereksi tetaplah penting selama hidup mereka.


Apa itu disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan persisten untuk mencapai atau mempertahankan kekerasan ereksi yang memadai untuk mendapatkan pengalaman seksual yang memuaskan. DE dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikososial, serta dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup pria dan pasangannya. Di sisi yang lain, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa DE dapat merupakan manifestasi awal dari penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, keberadaan DE merupakan indikator peringatan yang penting terhadap risiko penyakit kardiovaskular yang mendasarinya1.

Dalam suatu studi yang dilakukan di 8 negara disebutkan bahwa secara umum, prevalensi pria yang mengalami DE sebesar 16%. Namun demikian, pria dengan penyakit penyerta tertentu memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita DE. Berdasarkan hasil studi tersebut DE diderita oleh 31% pria dengan penyakit kardiovaskular, 26% pria dengan hipertensi dan 26% pria dengan kolesterol tinggi2. Dalam suatu studi yang lain, disebutkan bahwa prevalensi DE pada pria dengan diabetes bahkan mencapai 52.5%3.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, deteksi DE secara dini menjadi hal yang penting. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mengetahui apakah kamu mengalami DE atau tidak. Di antaranya, adalah dengan menggunakan kuesioner Sexual Health Inventory for Men (SHIM) dan Erection Hardness Score (EHS)4,5.


Kuesioner SHIM4

Kuesioner SHIM adalah serangkaian pertanyaan dengan skor tertentu yang dirancang untuk membantu dan pihak dokter dalam mengidentifikasi apakah kamu mungkin mengalami disfungsi ereksi. Kuesioner ini bahkan memungkinkan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi DE yang dialami. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

Kuesioner SHIM untuk mendeteksi disfungsi ereksi secara dini
Kuesioner SHIM untuk mendeteksi DE secara dini

Setelah menjawab kelima pertanyaan tersebut, jumlahkan skor jawabanmu, lalu lihat interpretasi hasilnya pada tabel dibawah ini:

Skor:

22 – 25 Tidak terjadi disfungsi ereksi

17 – 21 Disfungsi ereksi ringan

12 – 16 Disfungsi ereksi ringan – sedang

8 – 11 Disfungsi ereksi sedang

5 – 7 Disfungsi ereksi berat


Erection Hardness Score (EHS)5

Selain kuesioner SHIM, disfungsi ereksi juga dapat dideteksi melalui Erection Hardness Score (EHS). EHS dikembangkan pada tahun 1998 untuk mengukur tingkat kekerasan ereksi berdasarkan hasil observasi mandiri. Menurut EHS, kekerasan ereksi penis terbagi dalam empat derajat atau tingkatan, yaitu:

EHS untuk mendeteksi disfungsi ereksi secara dini

Singapore’s Society for Men’s Health mengusulkan skala kekerasan ereksi yang dianalogikan dengan kekerasan empat jenis makanan. Analogi tersebut untuk memudahkan para pria menilai sendiri tingkat kekerasan ereksinya. Tingkat kekerasan ereksi tersebut, mulai dari yang paling tidak keras hingga yang paling keras, yaitu6:

EHS untuk mendeteksi DE secara dini

Kuesioner SHIM dan Erection Hardness Score (EHS) dapat membantumu untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kondisi DE. Jangan biarkan permasalahan ereksi menghalangimu untuk mendapatkan pengalaman seksual yang lebih memuaskan. DE dapat ditangani secara medis. Segeralah konsultasikan kepada dokter atau konsultasikan kepada apoteker melalui layanan Kontak Apoteker Watsons Indonesia mengenai obat-obatan disfungsi ereksi apabila kamu mengalami kondisi tersebut.

Referensi:

  1. Hatzimouratidis K, et al. Guidelines on male sexual dysfunction: erectile dysfunction and premature ejaculation. Eur Urol. 2010;57(5):804-14.
  2. Rosen RC, et al. The multinational Men’s Attitudes to Life Events and Sexuality (MALES) study: I. Prevalence of erectile dysfunction and related health concerns in the general population. Curr Med Res Opin. 2004;20(5):607-17.
  3. Kouidrat Y, et al. High prevalence of erectile dysfunction in diabetes: a systematic review and meta-analysis of 145 studies. Diabetic Med. 2017;34(9):1185-92.
  4. Cappelleri JC, Rosen RC. The Sexual Health Inventory for Men (SHIM): a 5-year review of research and clinical experience. Int J Impot Res. 2005;17(4):307-19.
  5. Goldstein I, et al. The erection hardness score and its relationship to successful sexual intercourse. J Sex Med. 2008;5(10):2374-80.
  6. Gentlemen, rate yourselves: cucumber or banana? Reuters 2007. https://www.reuters.com/article/us-erections/gentlemen-rate-yourselves-cucumber-or-banana-idUSSIN2671420070424. Accessed on 4 September 2020.

GCMA Code No.: PP-VIA-IDN-0075-SEP-2020

Artikel ini disponsori oleh:

Pfizer Upjohn
Previous

6 Jenis Produk Complexion Makeup yang Harus Kamu Punya

Next

Serba-serbi Minyak Aromaterapi, Manfaat dan Rekomendasinya

Related Topics
Share
*/?>